Plainprint? Kajian Islam Di Beberapa Jenis Lembaga Pendidikan Islam Di Indonesia - Zukhrufan Islamic Education
Beranda · Kajian Islam · Pendidikan · Bisnis

Kajian Islam Di Beberapa Jenis Lembaga Pendidikan Islam Di Indonesia


PDF Cetak E-mail

Islam di Indonesia  dikaji lewat beberapa jenis  lembaga pendidikan. Setidaknya, kajian itu dilakukan di  pesantren,  sekolah tinggi atau institute Agama Islam , dan   yang merupakan bentuk terbaru,  yang  muncul sekitar 10 tahun yang lalu,  adalah  berbentuk Universitas Islam Negeri. Hingga sekarang ini lembaga pendidikan yang disebutkan terakhir sudah berjumlah 8 buah, dan rupanya masih akan menyusul  lainnya lagi di beberapa kota besar di Indonesia.
Pesantren adalah merupakan lembaga pendidikan  Islam tertua di Indonesia. Jumlah lembaga pendidikan  yang seringkali disebut  bersifat tradisional itu  amat banyak, semuanya didirikan dan dikelola oleh para ulama atau kyai secara mandiri. Selama ini,  tidak ada satupun pesantren yang didirikan dan dikelola oleh pemerintah. Namun banyak ulama di Indonesia yang merupakan hasil pendidikian  pesantren. 
Seseorang yang dikenal oleh masyarakat memiliki kemampuan ilmu pengetahuan agama,   lalu didatangi oleh para santri untuk belajar kepadanya, dan  kemudian menetap di tempat itu, maka tempat itu disebut pesantren. Di pesantren, selain terdapat rumah kyai, tempat belajar dan menginap,  biasanya juga dilengkapi dengan masjid.
Jenis lembaga pendidikan selanjutnya adalah perguruan tinggi Islam,  berupa  Institus Agama Islam dan sekolah tinggi.  Jenis lembaga pendidikan Islam ini ada yang berstatus negeri dan lebih banyak lagi berstatus swasta. Pada awalnya, terdapat 14 IAIN dan 33  STAIN  yang tersebar di seluruh Indonesia. Lembaga pendidikan tinggi ini membagi bidang keilmuan menjadi lima, yaitu ilmu tarbiyah, Ilmu Ushuluddin, Ilmu Dakwah, Ilmu Syari’ah, dan ilmu adab. Sebagian dari lembaga ini membuka program studi S1, S2, dan beberapa di antaranya hingga S3.
Selanjutnya, sejak awal tahun 2000 an, ada beberapa IAIN dan STAIN berubah menjadi universitas. Beberapa IAIN yang berubah menjadi universitas adalah IAIN Jakarta, IAIN Yogyakarta, IAIN Riau, IAIN Makassar, dan IAIN Bandung. Sementara itu, STAIN yang berubah menjadi UIN adalah Sekolah Tinggi Agama Islam negeri Malang,  yang kemudian sekarang dikenal dengan sebutan  UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Kajian Islam Di Pesantren
Kajian  Islam di pesantren memang berbeda dengan di perguruan tinggi. Lembaga pedidikan pesantren  tidak saja mengantarkan para santrinya menjadi alim, tetapi juga menjadi shaleh.  Bahkan yang lebih ditekankan bagi pendidikan pesantren adalah ketinggian akhlak. Oleh karena itu, konsep yang selalu muncul di pesantren adalah yang terkait dengan akhlak itu. Konsep dimaksudkan itu misalnya  tentang tawadhu’, tha’att, berkah, ridha, khurmah, sabar, ihlas, tawakkal, amanah, dan sejenisnya.
Kajian Islam di pesantren biasanya menggunakan kitab tertentu, dan juga ada yang mengkaji kitab yang ditulis oleh  kyai sendiri. Namun memang belum begitu banyak pengasuh pesantren atau kyai yang menulis kitab,  sehingga  banyak pesantren yang kajiannya menggunakan kitab standard yang dikarang oleh ulama terkenal, seperti misalnya Imam al Ghazali dengan kitabnya  ihya’ ulumuddin.  
Apapun kajian yang dilakukan oleh kyai di pesantren, ternyata  berhasil melahirkan orang-orang  yang cukup kapabel di dalam memberikan  bimbingan keagamaan di tengah-tengah masyarakat. Biasanya alumni pesantren dalam menjalankan peran-peran bimbingan keagamaan di tengah masyarakat lebih unggul dibanding lulusan pendidikan formal, atau bahkan perguruan tinggi sekalipun. Pelatihan kepemimpinan dan juga pendidikan yang menekankan kemandirian di pesantren berhasil mengantarkan lulusannya memiliki kelebihan dalam menjalankan peran-peran di tengah masyarakat sebagaimana dimaksudkan itu.
Hal yang menggembirakan bahwa beberapa pesantren tertentu menjadi masyhur oleh karena keberhasilan di dalam mengembangkan keilmuannya. Misalnya, dahulu orang tertarik belajar ke pesantren Lirboyo Kediri, oleh karena kyainya memiliki kelebihan di bidang  Tata Bahasa Arab. Seseoarng memilih mengirimkan anaknya ke pesantren di Jombang dengan alasan ingin mengkaji ilmu tafsir dan hadits. Orang  datang ke pesantren di Pasuruan, oleh karena ingin mendalami ilmu tasawwuf,  atau ke Pesantren Syalafiyah as Syafiiyah Asem Bagus, Situbondo,  untuk mendalami ilmu fiqh, dan  lain-lain.
Gambaran seperti dimaksudkan itu menunjukkan bahwa kajian Islam di pesantren, sekalipun mungkin tidak dirancang sebelumnya,  tetapi kyainya berhasil mengembangkan bidang-bidang ilmu tertentu   hingga  menonjol  dibanding pesantren lainnya. Para calon satri tatkala mau belajar ke pesantren sudah memiliki kepastian tentang ilmu yang akan dipelajari.  Dengan demikian,  menjadi  terasa dan jelas sekali bahwa orang-orang yang  belajar ke  pesantren  adalah  benar-benar bertujuan  untuk mendapatkan ilmu dan bukan sebatas ijazah sebagaimana  yang banyak  terjadi,  tatkala belajar di lembaga pendidikan formal.
Jumlah pesantren di Indonesia cukup banyak dan perkembangannya sedemikian cepat.  Data tentang pesantren selalu dinamis, tidak pernah menunjukkan  secara tepat oleh karena tidak mudah menginventarisasi lembaga pendidikan itu. Oleh karena keberadaan pesantren itu tumbuh  dari masyarakat sendiri, maka pemerintah tidak mudah sekalipun hanya mendata lembaga pendidikan itu.
Kajian Islam Di Lembaga Pendidikan Tinggi Islam
Di Indonesia terdapat ratusan  perguruan tinggi Islam yang tersebar di seluruh wilayah, mulai dari provinsi  yang  paling barat, yaitu di Aceh  hingga  Papua, yaitu provinsi yang paling timur. Jumlah perguruan tinggi Isam yang berstatus negeri ada 54 buah, berupa universitas 8 buah, institute ada 19 dan sisanya yaitu 24 berupa seolah tinggi.   Selain yang berstatus negeri terdapat perguruan tinggi Islam yang berstatus swasta, yang jumlahnya jauh lebih besar, yaitu lebih dari 600 buah.   Sebagaimana perguruan tinggi islam negeri, perguruan tinggi Islam swasta juga tersebar di seluruh wilayah Indonesia, berada di kota-kota kabupaten, dan bahkan juga tidak sedikit yang berada di kota kecamatan.
Perguruan tinggi Islam, baik  yang berstatus  negeri maupun swasta, dan baik yang  berbentuk institute maupun sekolah tinggi, semuanya   mengembangkan ilmu keagamaan, yaitu ilmu ushuluddin, ilmu syari’ah, ilmu dakwah, ilmu tarbiyah dan ilmu adab.  Namun sebenarnya, antara bidang ilmu   yang  dikembangkan di  institute dan di sekolah tinggi   adalah sama. Beberapa rumpun  ilmu itu, jika di institute, maka  disebut fakultas, sedangkan di sekolah tinggi disebut jurusan.  Perbedaan penyebutan itu, sesungguhnya tidak menggambarkan keluasan atau kedalaman keilmuan yang dikaji.
Institute dan sekolah tinggi mengembangkan bidang keilmuan  secara terbatas dan tidak sebagaimana bentuk universitas. Universitas Islam negeri yang pada saat ini berjumlah 8 buah, yaitu di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Riau,  Makasar, Malang, dan akhir-akhir ini bertambah dua buah lagi, yaitu di Surabaya dan di Aceh, selain mengembangkan ilmu-ilmu agama sebagaimana sebelumnya, juga diberi kewenangan untuk mengembangkan ilmu-ilmu umum, sebagaimana perguruan tinggi pada umumnya.  Dengan kewenangannya itu,   Universitas Islam  Negeri atau  UIN beberapa di antaranya  mengembangkan fakultas kedokteran, ekonomi, keperawatan, psikologi,  teknologi,  dan lain-lain.
Bahkan, bidang ilmu agama dan umum yang dikembangkan oleh universitas Islam Negeri, keduanya  disebut atau diusahakan terintegrasi, agar tidak mengenal  apa yang disebut dengan istilah  dikotomi keilmuan, yaitu antara ilmu agama dan ilmu umum. Program integrasi keilmuan dimaksud dikembangkan oleh masing-masing Universitas Islam Negeri di beberapa wilayah secara berbeda-beda.  Sekalipun pada intinya sama, yaitu mengembangkan integrasi ilmu dimaksud, tetapi  pada tingkat implementasinya tampak berbeda-beda.   Untuk menggambarkan integrasi ilmu dimaksud,  di  UIN Bandung misalnya menggunakan metafora sebuah roda, di UIN Yogyakarta menggunakan metafora berupa jarring laba-laba, dan di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang digunakan metafora berupa sebatang  pohon, sehingga di kampus ini dikenal apa yang disebut dengan pohon ilmu.
Gambaran  Integrasi Antara   Ilmu umum dan Ilmu Agama di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang  
Penyebutan integrasi antara ilmu umum dan agama, sebenarnya tidak terlalu tepat, oleh karena sebenarnya pada ajaran Islam yang bersumber al Qur’an dan hadits nabi sudah bersifat inklusif, yakni  terdiri atas kedua jenis ilmu itu. Al Qur’an dan hadits nabi memuat aspek-aspek  agama dan sekaligus menganjurkan dan bahkan dalam hal dan batas-batas  tertentu memberikan pengetahuan tentang alam, sosial,  dan juga humaniora.
Oleh karena itu sebernarnya, antara ilmu agama dan umum, dalam kajian Islam, lebih tepat disebut inclusif  daripada sebutan integrasi. Penyebutan integrasi melahirkan pandangan seolah-olah antara agama dan ilmu umum sebagai kedua hal yang berbeda. Padahal dalam kenyataannya, al Qur’an dan hadits nabi sebagai sumber ajaran Islam telah memuat keduanya, yakni agama dan sekaligus ilmu umum itu.
Pemahaman secara dikotomik antara ilmu agama dan ilmu umum yang sudah sedemikian lama dan sudah terlanjur menjadi pandangan umum, maka upaya untuk memberikan perspektif baru menjadi tidak mudah dilakukan. Namun demikian sebenarnya ketika pandangan ingklusivitas keilmuan itu disampaikan, tidak terjadi perdebatan. Pada umumnya, setiap orang mendengar penjelasan itu segera menyetujuinya. Akan tetapi, oleh karena cara pandang  dikotomik itu sudah masuk pada wilayah legal formal,  maka perubahan pandangan itu tidak mudah dilakukan.
Sebagai cara untuk menjelaskan bahwa ajaran  Islam bersifat inklusif,yaitu memuat aspek-aspek agama dan sekaligus ilmu pengetahuan, UIN Maliki  Malang menggunakan metafora berupa sebatang pohon. Sebagaimana pohon pada umumnya, terdiri atas akar, batang, dahan, ranting,  daun,  buah, dan  bahkan juga tanah di mana pohon itu tumbuh. Dalam perspektif kurikulum, akar digunakan untuk menggambarkan ilmu alat, yaitu terdiri atas kemampuan bahasa yang meliputi bahasa arab dan inggris, filsafat, ilmu alam dan ilmu sosial. Selain itu, masih ditambah pengetahuan tentang pancasila untuk menanamkan kecintaan terhadap negara dan bangsanya.
Sementara itu, batang pada bagian pohon itu digunakan untuk menggambarkan pengetahuan yang terkait dengan al Qur’an dan hadits nabi. Kedua sumber ajaran Islam dan hal lain yang terkait dengan itu diberikan setelah para mahasiswa  menempuh pelajaran Bahasa Arab  secara memadai. Posisi al Qur’an dan hadits nabi  dalam bangunan keilmuan yang dikembangkan di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang  dilihat sebagai sumber ilmu. Oleh karena itu semua mahasiswa yang belajar di kampus ini, apapun bidang ilmu yang dipilihnya, diharuskan mengikutinya.
Sedangkan  dahan, ranting, dan daun pada pohon itu digunakan untuk menggambarkan didiplin ilmu yang dikembangkan  berdasarkan  pada dua sumber ilmu, yaitu ayat-ayat qawliyah dan sekaligus ayat-ayat-ayat kawniyah. Sebagai sebuah pohon memiliki beberapa dahan untuk menggambarkan berbagai rumpun ilmu yang dikembangkan yang kemudian dilegalkan dalam bentuk fakultas, jurusan, program studi atau unit yang lebih kecil lagi.  Buah yang dihasilkan dari pohon itu untuk menggambarkan hasil pendidikan yang dikembangkan oleh UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, yaitu lulusan yang  memiliki keimanan yang kokoh, beramal shaleh, dan berakhlakul karimah. Sedangkan tanah di mana pohon itu tumbuh digunakan untuk menggambarkan kultur atau budaya Islam yang  selalu  harus dihidupkan dan dikembangkan.
Metafora dalam bentuk sebatang pohon itulah yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara agama dan ilmu pengetahuan. Namun sebenarnya jika merujuk pada sumber ajaran Islam, yakni al Qur’an dan hadits,  ajaran  itu sudah bersifat inklusif  sebagaimana dikemukakan di muka. Penggunaan metafora berupa pohon itu, sebenarnya hanyalah  dimaksudkan sebatas sebagai alat peraga,  agar maksud yang diinginkan  tampak menjadi jelas. Oleh karena itu,  bisa jadi,  di tempat lain, menggunakan bentuk metafora lainnya, yang dipandang lebih mudah diterima oleh banyak orang. Intinya, bahwa ajaran Islam adalah bersifat inklusif, yakni sudah merangkum di dalamnya aspek agama dan sekaligus ilmu umum sekalipun  hanya bersifat garis besar atau bahkan sebatas inspiratif. Wallahu a’lam
*). Tulisan sebagai bahan diskusi dengan para dosen dan mahasiswa dari Universitas Kebangsaan Malaysia

Artikel keren lainnya:

1 Tanggapan untuk "Kajian Islam Di Beberapa Jenis Lembaga Pendidikan Islam Di Indonesia "

  1. Merit Casino | Xn Terpercaya
    Welcome to the Merit Casino online casino yang cukup งานออนไลน์ deposit and withdraw winnings. You can 바카라 also enjoy playing live dealer games like Roulette, Blackjack and more 메리트 카지노 주소

    ReplyDelete

Welcome In Creating Website

Contoh Sliding Login Dengan JQuery

Disamping ini adalah contoh Sliding Login menggunakan JQuery. Login Form Disamping hanya Contoh dan tidak dapat digunakan layaknya Login Form FB, Karena Blog ini terbuka untuk umum tanpa perlu mendaftar menjadi Member

Tutorial Blog

Untuk membuatnya Silahkan : Pencet Sini

Member Login

Lost your password?

Not a member yet? Sign Up!